15 Maret 2013

Pemrograman Siaran Televisi


Pemrograman Siaran Televisi
(Tulisan tahun 2006, teknologi pemrograman setelah tahun itu penulis belum sempat mengikuti)

Output stasiun penyiaran televisi, yaitu mata acara. Mata acara inilah yang “dijual” kepada pelanggan, yaitu pemirsa televisi, dan banyaknya pemirsa yang nonton yang “dijual” kepada pemasang iklan. Oleh karena itu untuk selanjutnya yang berkaitan dengan output penyiaran televisi akan digunakan istilah programing.
Michael Saenz, dalam artikel Programming, www.museum.tv, menyatakan

The variety of television formats--and the continuing fluidity of television genres within this social process--stem from programming's status as a malleable form which can be developed for profit in often divergent ways. They stem, in short, from programming's status as a commodity. Commercial television generally profits from advertising revenues, which increase with audience size. Both local stations and networks thus devote considerable effort to structuring their programming to hold the largest desirable audi-ences possible. Programming strategies are not, of course, work concertedly not just to select attractive programming, but to sequence shows in a way which will hold audiences once they've tuned in. A number of tactics have been developed to build a profitable schedule.

Mata acara televisi komersial merupakan komoditas yang menghasilkan revenue dari iklan yang diperoleh dari pemasang iklan. Oleh karena itu para TV programmer selalu berusaha agar memperoleh jumlah penonton sebanyak mungkin. Strategi programming berkonsentrasi tidak hanya pada usaha menampilkan acara yang menarik, tetapi juga berusaha agar pemirsa tetap bertahan pada chanel tersebut dengan cara membuat rangkaian acara yang bisa menghasilkan keuntungan.
Produk langsung stasiun penyiaran televisi swasta (komersial) berarti acara yang menarik dan susunan acara yang menarik pula. Jenis mata acara televisi antara lain: drama (di Indonesia disebut sinetron), berita, olah raga, musik, features, variaty show, reality show, talk show, kuis, documentary, kartun, informercial, infotainment, dll. Sedangkan susunan acara masing-masing jenis program dan karakteristik program tersebut disesuaikan dengan waktu penonton. Jumlah penonton masing-masing program itulah nanti yang akan menjadi produk yang ditawarkan ke pemasang iklan sesuai dengan target pasar masing-masing pemasang iklan  Hal ini  seperti yang diungkapkan  dalam artikel Television Programming www.cybercollege.com:
Advertisers typically do not buy advertising time in programs based on their personal likes and dislikes about a show. Often, they won't even know in what shows their commercials will appear. They base their decisions on audience numbers and demographics. They want to know how many of the "right kind of people" (age, sex, socioeconomic status, urban-rural, etc.) will be watching their commercials.

Jadi produk yang sebenarnya yang ditawarkan kepada pelanggan untuk mendapatkan keuntungan adalah jumlah pemirsa pada masing-masing mata acara. Dengan bahasa lain produk stasiun televisi komersial adalah TV rating (prosentase pemirsa, yang menonton suatu mata acara televisi, terhadap keseluruhan populasi), dan TV Share (prosentase pemirsa, yang nonton suatu mata acara televisi, terhadap populasi yang sedang menonton televisi saat itu).
Dikutip dari www.cybercollege.com dalam artike TV Networks and Ratings:
RATING - A rating is the percent of households tuned to a particular program from the total available TV households in a designated area. In this example there are 500 households tuned to program "A" out of a possible 2,800 (all of the TV households represented in the pie). By dividing the larger number (2,800) into the smaller (500) we get a percent; in this case 17.86. So the rating of program "A" is 18. (Since ratings are in terms of percentages, you don't need to say "percent," just 18.)

SHARE - A share is the percentage of TV households with sets turned on that are watching your program. In the case of program "A" you divide 1,600 into 500 and get 31 as the audience share for program "A". The share for program "B" would be 18.75 or 19. In the above example 1,600 represents the HUTS, or Homes Using Television out of the total TV households in the designated area. In this case HUTS = 57% (1,600 / 2,800).

            Untuk mengetahui TV share dan TV rating perlu diadakan riset secara terus menerus terhadap pemirsa TV. Di Indonesia hanya 8 kota besar yang dilakukan riset oleh AGB Nielsen. Hasil riset tersebut menjadi acuan bagi para pemasang iklan. Mengingat bahwa produk TV sebenarnya yang dijual kepada pemasang iklan adalah jumlah penonton, maka TV share dan TV rating sangat penting bagi pemasang iklan tersebut. TV rating akan menentukan Cost per point (CPP) atau Cost per rating point (CPRP) yaitu biaya iklan per 1 persen jumlah populasi yang diriset  yang dikeluarkan oleh pengiklan terhadap produk yang diiklankan.
Cost-Per-Point (CPP) is one of  methods of evaluating media efficiency. CPP is a ratio based on how much it costs to buy one rating point, or one percent of the population in an area being evaluated.

Cost-per-point is calculated by using the following formula:
CPP=     Cost of advertising schedule purchase
        Gross Rating Points(GRPs or “grips”)


Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku stasiun penyiaran televisi adalah mata acara berupa video audio yang tersimpan di dalam kaset, server, piringan digital, atau yang disiarkan secara langsung. Semua program yang akan disiarkan harus mempunyai hak siar, dan kepemilikannya harus jelas dalam mata acara  (UU No. 32 Th 2002) . Ada beberapa cara untuk mendapatkan bahan mata acara tersebut:
1)      Membeli.
o  Membeli mata acara siap tayang langsung dari rumah produksi (production house), distributor lokal dan internasional. Pembelian program  yaitu jumlah siar dalam kurun waktu tertentu.
o  Membeli mata cara dari stasiun lain
2)      Produksi (sendiri) / In House Production.
Produksi dalam terminologi televisi yaitu proses membuat mata acara. In House Production, pembuatan mata acara dilakukan oleh stasiun televisi itu sendiri.
3)      Kerja Sama.
o   Stasiun bekerja sama dengan pihak lain untuk memproduksi suatu mata acara untuk ditayangkan dengan biaya ditanggung bersama atau bagi hasil penjualan iklan.
o   Stasiun bekerja sama dengan stasiun lain untuk memproduksi suatu program untuk ditayangkan bersama dengan biaya ditanggung bersama.
o   Barter mata acara dengan stasiun lain
4)      Blocking time.
o   Pemasang iklan menyiarkan mata acara dengan cara membeli jam tayang.
5)      Hibah/Bantuan.
o   Ada juga pihak yang mau memberikan hak siar suatu mata acara secara gratis kepada stasiun penyiaran televisi, biasanya berkenaan dengan kampanye suatu hal (agama, lingkungan hidup, sosial, dsb.).

Pilihan Kombinasi Masukan
Dalam dunia pertelevisian kombinasi masukan untuk menghasilkan produk berbeda dengan kombinasi masukan pada produksi manufaktur. Komponen yang harus diperhitungkan secara matang dalam menghasilkan “produk” setasiun penyiaran televisi yaitu:
1)      Jam Siaran. Jam siaran menentukan jumlah jam program yang harus disediakan.
2)      Jenis (genre) Program. Menentukan jenis program yang paling diminati oleh “pelanggan” (pemirsa) pada masing-masing segmen yang telah ditentukan.
3)      Perancangan Acara. Perancangan acara jangka panjang yang menjadi dasar bagi penyusunan acara, yaitu penentuan pola acara secara umum untuk masing-masing jenis program yang akan ditempatkan pada belt waktu tertentu. Perancangan ini sangat menentukan jenis program yang akan diadakan / dibeli. Perancangan ini bisa membentuk citra stasiun seperti apa di mata pemirsa dan mempengaruhi pola tonton pemirsa. Perancangan mata acara memerlukan keahlian khusus diengan dasar hasil riset, dan dibantu dengan tingkat feeling dan intuisi yang tinggi. Tidak ada teori yang mengajarkan dan menjamin kesuksesan pemolaan mata acara televisi.
4)      Penyusunan Acara. Penyusunan acara berdasarkan pada perancangan acara. Rancangan yang sudah ada diisi dengan detail judul atau nomer episode bisa berdasarkan urutan, masa tertentu, atau trend pada masyarakat. Susunan acara  dilakukan secara hati-hati karena berhapan langsung dengan kompetitor lain
5)      Pengadaan Program. Pengadaan program dengan memproduksi sendiri, atau membeli. Pengadaan ini berhubungan erat dengan biaya investasi dan biaya operasional.
Strategi Programming
Ada beberapa konsep pemrograman televisi untuk mendapatkan pemirsa sebanyak-banyaknya, karena pemasang iklan tidak “membeli mata acara”, tetapi membeli jumlah pemirsa yang sesuai dengan target pemasarann produknya, antara lain:
1)          Block Programming. Jadwal mata acara yang sejenis berurutan, menahan pemirsa untuk tetap pada kanal yang dipilih
2)          Counter Programming. Memberi alternatif mata acara yang berbeda dengan mata acara pesaing.
3)          Strong Lead-In Menarik pemirsa untuk menonton mata acara berikutnya dengan menyuguhkan mata acara yang populer (banyak pemirsanya).
4)          Hammocking Menempatkan mata acara baru di antara dua program yang sudah populer untuk mendapatkan peluang pemirsa terbanyak.
5)          Stunting. Perubahan jadwal yang disengaja untuk mengganggu pola kepemirsaan yang telah mapan dengan memberi program-program unggulan atau spesial.
6)          Tent-poling. Seperti Hammocking, menempatkan dua program mengapit program yang terkenal.
7)          Teori Paul Klein “L.O.P” “least objectionable program”.Pemirsa yang tidak menunggu / menonton mata acara tertentu, teapi menonton TV dan mencari mata acara yang paling diminati. (http://academic.udayton.edu/)
Pengambilan keputusan penentuan jenis program, perancangan dan penyusunan acara memerlukan perhitungan yang matang dan dilakukan oleh tenaga profesional. Dengan dasar teori di atas segala sesuatunya telah dipertimbangkan sebelum rencama-rencana dieksekusi.

Tidak ada komentar: