Pemrograman Siaran Televisi
(Tulisan tahun 2006, teknologi pemrograman setelah tahun itu penulis belum sempat mengikuti)
Output stasiun
penyiaran televisi, yaitu mata acara.
Mata acara inilah yang “dijual” kepada pelanggan, yaitu pemirsa televisi, dan banyaknya pemirsa yang nonton yang
“dijual” kepada pemasang iklan. Oleh karena itu untuk selanjutnya yang
berkaitan dengan output penyiaran
televisi akan digunakan istilah programing.
Michael Saenz, dalam artikel Programming, www.museum.tv,
menyatakan
The
variety of television formats--and the continuing fluidity of television genres
within this social process--stem from programming's status as a malleable form
which can be developed for profit in often divergent ways. They stem, in short,
from programming's status as a commodity. Commercial television generally profits from
advertising revenues, which increase with audience size. Both local stations
and networks thus devote considerable effort to structuring their programming
to hold the largest desirable audi-ences possible. Programming strategies are not, of course, work concertedly not just to
select attractive programming, but to sequence shows in a way which will hold
audiences once they've tuned in. A number of tactics have been developed to
build a profitable schedule.
Mata acara
televisi komersial merupakan komoditas yang menghasilkan revenue dari iklan yang diperoleh dari pemasang iklan. Oleh karena
itu para TV programmer selalu
berusaha agar memperoleh jumlah penonton sebanyak mungkin. Strategi programming berkonsentrasi tidak hanya
pada usaha menampilkan acara yang menarik, tetapi juga berusaha agar pemirsa
tetap bertahan pada chanel tersebut
dengan cara membuat rangkaian acara yang bisa menghasilkan keuntungan.
Produk langsung
stasiun penyiaran televisi swasta (komersial) berarti acara yang menarik dan susunan
acara yang menarik pula. Jenis mata acara televisi antara lain: drama (di
Indonesia disebut sinetron), berita, olah raga, musik, features, variaty show, reality show, talk show, kuis, documentary,
kartun, informercial, infotainment, dll. Sedangkan susunan
acara masing-masing jenis program dan karakteristik program tersebut
disesuaikan dengan waktu penonton. Jumlah penonton masing-masing program itulah
nanti yang akan menjadi produk yang ditawarkan ke pemasang iklan sesuai dengan
target pasar masing-masing pemasang iklan
Hal ini seperti yang
diungkapkan dalam artikel Television
Programming www.cybercollege.com:
Advertisers
typically do not buy advertising time in programs based on their personal likes
and dislikes about a show. Often, they won't even know in what shows their
commercials will appear. They base their decisions on audience numbers and
demographics. They want to know how many of the "right kind of
people" (age, sex, socioeconomic status, urban-rural, etc.) will be
watching their commercials.
Jadi produk yang sebenarnya yang ditawarkan kepada pelanggan untuk
mendapatkan keuntungan adalah jumlah
pemirsa pada masing-masing mata acara. Dengan bahasa lain produk stasiun
televisi komersial adalah TV rating (prosentase pemirsa, yang
menonton suatu mata acara televisi, terhadap keseluruhan populasi), dan TV
Share (prosentase pemirsa, yang nonton suatu mata acara televisi,
terhadap populasi yang sedang menonton televisi saat itu).
Dikutip dari www.cybercollege.com
dalam artike TV Networks and Ratings:
RATING - A rating is the percent of households
tuned to a particular program from the total available TV households in a
designated area. In this example there are 500 households tuned to program
"A" out of a possible 2,800 (all of the TV households represented in
the pie). By dividing the larger number (2,800) into the smaller (500) we get a
percent; in this case 17.86. So the rating of program "A" is 18.
(Since ratings are in terms of percentages, you don't need to say
"percent," just 18.)
SHARE
- A share is the percentage of TV households with sets turned on that are
watching your program. In the case of program "A" you divide 1,600
into 500 and get 31 as the audience share for program "A". The share
for program "B" would be 18.75 or 19. In the above example 1,600
represents the HUTS, or Homes Using Television out of the total TV households
in the designated area. In this case HUTS = 57% (1,600 / 2,800).
Untuk mengetahui TV share dan TV
rating perlu diadakan riset secara terus menerus terhadap pemirsa TV. Di
Indonesia hanya 8 kota
besar yang dilakukan riset oleh AGB Nielsen. Hasil riset tersebut menjadi acuan
bagi para pemasang iklan. Mengingat bahwa produk TV sebenarnya yang dijual
kepada pemasang iklan adalah jumlah penonton, maka TV share dan TV rating
sangat penting bagi pemasang iklan tersebut. TV rating akan menentukan Cost per
point (CPP) atau Cost per rating point (CPRP) yaitu biaya iklan per 1 persen
jumlah populasi yang diriset yang
dikeluarkan oleh pengiklan terhadap produk yang diiklankan.
Cost-Per-Point
(CPP) is one of methods of evaluating
media efficiency. CPP is a ratio based on how much it costs to buy one rating
point, or one percent of the population in an area being evaluated.
Cost-per-point
is calculated by using the following formula:
CPP= Cost of advertising
schedule purchase
Gross Rating Points(GRPs or “grips”)
Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku
stasiun penyiaran televisi adalah mata acara berupa video audio yang tersimpan
di dalam kaset, server, piringan
digital, atau yang disiarkan secara langsung. Semua program yang akan disiarkan
harus mempunyai hak siar, dan kepemilikannya harus jelas dalam mata acara (UU No. 32 Th 2002) . Ada beberapa cara untuk mendapatkan bahan
mata acara tersebut:
1)
Membeli.
o Membeli mata acara siap tayang langsung dari rumah produksi (production house), distributor lokal dan internasional. Pembelian program yaitu jumlah siar dalam kurun waktu tertentu.
o Membeli mata cara dari stasiun lain
2)
Produksi (sendiri) / In
House Production.
Produksi dalam terminologi televisi yaitu proses membuat
mata acara. In House Production,
pembuatan mata acara dilakukan oleh stasiun televisi itu sendiri.
3)
Kerja Sama.
o
Stasiun bekerja sama dengan
pihak lain untuk memproduksi suatu mata acara untuk ditayangkan dengan biaya
ditanggung bersama atau bagi hasil penjualan iklan.
o
Stasiun bekerja sama dengan
stasiun lain untuk memproduksi suatu program untuk ditayangkan bersama dengan
biaya ditanggung bersama.
o
Barter mata acara dengan
stasiun lain
4)
Blocking time.
o
Pemasang iklan menyiarkan mata
acara dengan cara membeli jam tayang.
5)
Hibah/Bantuan.
o
Ada juga pihak yang
mau memberikan hak siar suatu mata acara secara gratis kepada stasiun penyiaran
televisi, biasanya berkenaan dengan kampanye suatu hal (agama, lingkungan
hidup, sosial, dsb.).
Pilihan Kombinasi Masukan
Dalam dunia pertelevisian kombinasi
masukan untuk menghasilkan produk berbeda dengan kombinasi masukan pada
produksi manufaktur. Komponen yang harus diperhitungkan secara matang dalam
menghasilkan “produk” setasiun penyiaran televisi yaitu:
1)
Jam Siaran. Jam siaran menentukan jumlah
jam program yang harus disediakan.
2)
Jenis (genre) Program. Menentukan jenis program yang paling diminati oleh “pelanggan”
(pemirsa) pada masing-masing segmen yang telah ditentukan.
3)
Perancangan Acara. Perancangan acara
jangka panjang yang menjadi dasar bagi penyusunan acara, yaitu penentuan pola
acara secara umum untuk masing-masing jenis program yang akan ditempatkan pada belt waktu tertentu. Perancangan ini
sangat menentukan jenis program yang akan diadakan / dibeli. Perancangan ini
bisa membentuk citra stasiun seperti apa di mata pemirsa dan mempengaruhi pola
tonton pemirsa. Perancangan mata acara memerlukan keahlian khusus diengan dasar
hasil riset, dan dibantu dengan tingkat feeling dan intuisi yang tinggi. Tidak
ada teori yang mengajarkan dan menjamin kesuksesan pemolaan mata acara
televisi.
4)
Penyusunan Acara. Penyusunan acara
berdasarkan pada perancangan acara. Rancangan yang sudah ada diisi dengan
detail judul atau nomer episode bisa berdasarkan urutan, masa tertentu, atau
trend pada masyarakat. Susunan acara
dilakukan secara hati-hati karena berhapan langsung dengan kompetitor
lain
5)
Pengadaan Program. Pengadaan program
dengan memproduksi sendiri, atau membeli. Pengadaan ini berhubungan erat dengan
biaya investasi dan biaya operasional.
Strategi Programming
Ada beberapa konsep pemrograman televisi
untuk mendapatkan pemirsa sebanyak-banyaknya, karena pemasang iklan tidak
“membeli mata acara”, tetapi membeli jumlah pemirsa yang sesuai dengan target
pemasarann produknya, antara lain:
1)
Block Programming. Jadwal mata acara
yang sejenis berurutan, menahan pemirsa untuk tetap pada kanal yang dipilih
2)
Counter Programming. Memberi alternatif
mata acara yang berbeda dengan mata acara pesaing.
3)
Strong Lead-In Menarik pemirsa untuk
menonton mata acara berikutnya dengan menyuguhkan mata acara yang populer
(banyak pemirsanya).
4)
Hammocking Menempatkan mata acara baru
di antara dua program yang sudah populer untuk mendapatkan peluang pemirsa
terbanyak.
5)
Stunting. Perubahan jadwal yang
disengaja untuk mengganggu pola kepemirsaan yang telah mapan dengan memberi
program-program unggulan atau spesial.
6)
Tent-poling. Seperti Hammocking, menempatkan dua program
mengapit program yang terkenal.
7)
Teori Paul Klein “L.O.P” “least objectionable program”.Pemirsa
yang tidak menunggu / menonton mata acara tertentu, teapi menonton TV dan
mencari mata acara yang paling diminati. (http://academic.udayton.edu/)
Pengambilan keputusan penentuan jenis
program, perancangan dan penyusunan acara memerlukan perhitungan yang matang
dan dilakukan oleh tenaga profesional. Dengan dasar teori di atas segala
sesuatunya telah dipertimbangkan sebelum rencama-rencana dieksekusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar